Ini tentang 'Rumah'

by - Juli 26, 2019


Wahh setelah sekian lama, akhirnya update lagi di blog. Waktu itu aku punya niat buat nulis tapi gatau mau nulis apa:) tapi setelah aku udah punya ide dari berbulan-bulan yang lalu tapi baru kesampean nulis sekarang. Dasar aku.

Singkat cerita, masa tahun pertama kuliah udah aku lewati. Drama perkuliahan yang padat, lelah, letih namun cukup menyenangkan karena masih bisa tidur siang (karena kata kating kalau udah lewat tahun pertama, ga ada lagi waktu buat tidur siang) dan nge-gabut sambil nonton drakor atau download-in film/drakor buat persediaan ketika ada waktu gabut lainnya. Ya tahun pertamaku begitu. Ketika temen sekamar ngerjain laprak, aku nonton drakor. Hahahaha. Tapi ga semata-semata aku bergabut ria banget kok, Alhamdulillah aku ikut beberapa kegiatan dan sampai jadi panitia di 2 event yang sama-sama berlangsung bulan September nanti. Mampus ga lu, jadi panitia di event yang cuma berjarak 1 minggu antara satu event dan event lainnya. Satu, aku jadi panitia divisi BPH dari proker himpro departemen aku yaitu Season 15th. Dua, aku jadi panitia divisi LO di event kolaborasi seluruh organisasi mahasiswa fakultas aku yaitu NEMO. Jadi, ya kesibukan aku adalah jadi panitia di kedua acara itu. Meskipun acaranya belum mulai, aku udah sibuk dari berbulan-bulan sebelumnya.


Aku udah mulai kepikiran nulis ini sejak uas semester 1 kemarin. Pikiran aku selama uas semester 1 adalah aku pengen cepet selesain ujian ini karena udah ngebet banget mau cepet-cepet pulang. Telat banget homesicknya. Awal masuk asrama aku seloo banget ga ada homesick samsek. Serius. Biasa aja. Beda banget ketika uas udah dimulai. Apalagi, libur semester 1 kemarin CUMA 1 minggu. Liburan semester macam apa itu? Bahkan libur tenang aja lebih dari seminggu. Liburan super super super pendek yang bahkan bukan kek liburan itu mungkin jadi salah satu alasan aku ngebet mau pulang. Lalu, terbesit dipikiran aku kenapa aku bisa se-ngebet itu pengen pulang? Mungkin ini bisa jadi alasannya.


Pertama, ini kali pertama aku jauh dari ortu dalam waktu yang lama. Dulu pernah jauh dari ortu karena lagi tes buat masuk sma selama 5 hari dan itu sebenernya ga jauh tapi hari keempat aku nangis pas ortuku nelfon. Waktu berangkat ke bogor aku nahan nangis di bandara waktu ibu meluk. Terus aku nangis ga berenti waktu ayah aku mau pulang abis narokin barang di asrama. Aku pelukan sama ayah. Aku bisa pastiin itu kali pertama aku pelukan sama ayah setelah aku udah gede gini. Ya allah aku nangis nulis ini. Sumpah aku jadi keinget gimana rasanya waktu itu. Ayah juga keliatan berkaca-kaca waktu itu. Aku bener-bener sendiri di tempat yang baru pertama kali aku injak. Aku bener-bener jauh dari mereka setelah 17 tahun lamanya.


Kedua, homesick. Ya orang juga tau kali ya kalau alasannya ini. Dari alasan pertama itulah muncul alasan kedua. Aku rindu. Rindu suasana rumah beserta isinya. Pokoknya waktu itu aku mau pulang. Setiap hari aku selalu ngitung berapa hari lagi yang tersisa buat aku disini. Pokoknya aku cuma mau pulang.


Selesai ujian hari terakhir, aku bener-bener excited banget. Bahkan aku udah packing sekitar h-2 pulang deh. Kalau ga salah si. Sepanjang perjalanan pulang aku seneng banget. Seneng ujian udah selesai. Seneng ga kepikiran tugas-tugas lagi. Seneng akhirnya semester 1 selesai. Dan so pasti, seneng akhirnya pulang. Ketika sampai rumah, aku berusaha menikmati nyamannya ‘rumah’. Lalu aku berpikir, sebenernya ‘rumah’ aku itu dimana?


Aku berpikir, di rumah rata-rata barangku udah di bawa ke tempat baru. Seketika aku merasa, perlahan-lahan aku bakal keluar dari rumah ini. Isi rumah lama-lama akan berkurang. Seperti abangku yang udah merantau duluan lalu aku. Aku melihat koper dan lemari. Rumahku lama-lama hanya seperti tempat mengungsi bagiku. Aku ga bener-bener bakal lama disini. Aku membawa barang yang sekiranya diperlukan untuk beberapa waktu saja lalu aku akan pergi lagi. Yang sangat membebani pikiranku adalah secara tidak langsung aku bakal jauh dari ortu ku. Intensitas ketemu mereka bisa dihitung. Bertemu mereka lagi setelah sekitar 4 bulan aku tidak melihat mereka. Lalu, ‘rumah’ku dimana? Disana memang ‘rumah’ku. Tapi aku dibuat bimbang setelah aku merasa aku sudah keluar dari rumah dan harus menemukan rumah baru.


Sejujurnya aku sulit menjelaskan apa yang sebenernya aku rasain. ‘Rumah’ disana ataupun ‘rumah’ku yang disini, semuanya sama-sama sementara. Seperti yang udah aku jelasin sebelumnya, ‘rumah’ yang disana memang akan selalu menjadi tempatku berpulang tapi nyatanya aku tidak benar-benar tinggal disana lagi seperti 17 tahun yang lalu. Disini, ‘rumah’ yang disini, juga tidak selamanya aku akan disini. Jadi intinya, aku sedang proses mencari ‘rumah’ yang aku akan disana selamanya. Aku akan mulai menelusuri sendiri. Ini tentang aku dan hidupku.


Yahh mungkin itulah perdebatan aku dan otakku hingga saat ini, hanya soal ‘rumah’. Salah satu kegalauan jadi anak rantau. Mungkin sekian tulisan kegundahanku kali ini. Doakan aku supaya diberi semangat untuk selalu menulis. Terima kasihh sudah membaca…

You May Also Like

2 Comments